Nizar Moch Yasir, saya memberikan sedikit pengertian tentang aswaja,,,,,Aswaja kalau dilihat dari pengertiannya,, dapat diartikan sebagai ajaran islam,, yg masih orisinil, alias murni...
tapi,
semenjak era Rasulullah SAW, dan para Sahabat,, tatanan ajaran Aswaja
belum dibukukan secara sempurna. meski pemeluk Islam pada saat itu
sangat erat memegang teguh ajaran Aswaja.Sehingga tidak khawatir
terjadi penyimpangan terhadap tuntunan Rosulullah.
Seiring
berjalannya waktu kemurniaan agama Islam mengalami perubahan. muncul
sengketa dan diskursus pemahaman baru dalam menafsirkan Alqur'an dan
Alhadist.
Rasulullah sebelumnya sudah mengingatkan bahwa islam akan
pecah menjadi 73 golongan. ini melebihi perpecahan umat Yahudi dan
Nasroni yang berjumlah 71 dan 72. dari 73 pecahan islam, hanya satu yang
benar dan masuk surga. Lainnya masuk neraka. Rasulullah mengisyaratkan
dalam hadisnya. yang diriwayatkan oleh (HR. Abu dawud).
Yang artinya Rasulullah
saw. berdiri di antara kami seraya bersabda, "ingatlah! sesungguhnya,
golongan ahli kitab sebelum kalian semua terpecah menjadi 72 ajaran. dan
sesungguhnya, umat ini(Islam) akan terpecah menjadi 73 ajaran. yang ke
72 akan masuk kedalam neraka dan yang satu akan masuk surga. mereka yang
masuk surga adalah kelompok Al jamaa'ah." (HR. ABU DAWUD).
Setidaknya,
akhir periode pemerintahan khalifah Usman Ibnu Affan adalah awal
perselisihan itu dimulai. berlanjut pada pemerintahan Sayidina Ali dan
terus memanas pada masa-masa berikutnya. tercatat berbagai sekte
bermunculan pada era tersebut. misalnya: Khawarij, Syiah, Mu'tazilah, dan lain-lain, nanti akan saya bahas di bab ke dua.
Munculnya
sekte2 yg baru tak membuat Aswaja terpengaruh dan terseret arus aliran
kecil yang memisahkan Aswaja dari sumber aslinya. Maka tidak heran jika
Aswaja dikenal sebagai Ajaran orisinil dari Rosulullah SAW bagi yg teguh
dan tak terpengaruh oleh ajaran islam sesat.
Aswaja berdiri ditengah
puluhan islam pecahan yg terus berusaha merobohkan dinding pertahanan.
oleh karena itu, sangatlah diperlukan jika Aswaja dirumuskan dan
diformulasikan dalam kodifikasi (pembukuan yang sistematis). Tujuannya
agar menjadi pedoman bagi para pengikutnya dan menjadi perisai dari
hantaman sekte lain yang siap merobohkan kekokohan Aswaja.
Pelopor pembukuan akidah Aswaja adalah Syaikh Abu Alhasan Al ASy'ari (260-324 H). dan Syaikh Abu Mansur Al Maturidi (333 H).
Dua tokoh Kharismatik Ulama Salaf ini yang kemudian menghasilkan
kodifikasi metodologi akidah Aswaja yang selanjutnya dijadikan sebagai
referensi utama umat islam karena ajaran yang ajarkannya sesuai dengan
Alqur'an As sunnah.
Syaikh Abu Hasan Al Asy'ari mendokumentasikan akidah Aswaja dalam berbagai kitab beliau. diantaranya: Al Luma' fi Ar Raddi "Ala Ahli Az-Zaighi Wa Al Bida'i, Ali banah 'An Ushul Ad diyanah, dan Maqalat Ali Slamiyyin, sedang, Syaikh Abu Mansur Al Maturidi mendokumentasikan akidah Aswaja dalam kitab karangannya, antara lain: At Tauhid, Ta'wilat Ahlis Sunnah, Bayan Wahmi Almu'tazilah, dan lain-lain.
Dua
tokoh kharismatik ini menjadi pelopor Akidah Islam yang masih asli.
maka, tak heran jika masa tersebut dianggap sebagai tonggak lahirnya
sistematika kredibilitas Islam Aswaja. Meski dalam sejarahnya, Aswaja
sebenarnya telah lahir jauh sebelum sekte-sekte aneh bermunculan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar